Saturday, April 20, 2019

Ayat Al-Qur'an yang Menjelaskan Tentang Kerusakan Alam Akibat Manusia


Allah SWT menciptakan langit dan bumi dengan berbagai hikmah dan kegunaannya. Dengan adanya langit dan bumi manusia bisa memeiksa akan keesaan dan keagungan Allah SWT sang Maha Pencipta. Firman Allah SWT dalam Q.S Shad ayat 27 adalah sebagai berikut:


وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاءَ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا بَاطِلًا ۚ ذَٰلِكَ ظَنُّ الَّذِينَ كَفَرُوا ۚ فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ

كَفَرُوا مِنَ النَّارِ

Artinya:
“Dan kami menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dengan sia-sia. Itu anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang yang kafir itu, karena mereka akan masuk neraka” 

Bumi dengan alam yang indah, hutan yang terbentang luas, dan lautan yang kaya dengan hasilnya, hanya Allah SWT lah yang mampu untuk menciptakan itu semua.Namun apakah itu berarti, mereka yang Mukmin Islam serta bertakwa kepada Allah SWT mungkin tau akan kebesaran itu semua, namun bagaimana dengan orang-orang yang kafir. Alam raya dan seisinya seolah seolah tak berarti bagi mereka dan mereka menyalah gunakan semua itu. 


Mereka membuat kerusakan demi ambisi serakahnya. Oleh karenanya, tidak akan ada balasan yang pantas bagi orang-orang tersebut di akhirat selain azab yang pedih.

Berikut merupakan kerusakan alam yang dijelaskan oleh Q. S Ar-Rum ayat 41-42 sebagai berikut:

ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِي ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِي عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ ٤١

قُلۡ سِيرُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ فَٱنظُرُواْ كَيۡفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلُۚ كَانَ أَكۡثَرُهُم مُّشۡرِكِينَ ٤٢


Artinya :
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut di sebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah SWT merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

Katakanlah: `adakan perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang dahulu, kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan Allah SWT`”.

Sangatlah jelas isi dari ayat tersebut, disebutkan bahwa kerusakan telah tampak di laut dan di darat. Saat ini sudah sangat jelas kita jumpai berbagai kerusakan alam, mulai dari tandusnya hutan karena penebangan liar tanpa reboisasi setelahnya. 

Bahkan kerusakan juga terjadi di laut dengan tanda dan bukti dari pengeboman ikan yang berdampak terhadap matinya ikan-ikan kecil dan terganggunya ekosistem, serta rusaknya karang karena hal tersebut. Lalu siapa yang sepatutnya disalahkan?. Jika itu semua terjadi, jawabannya hanya atu, yaitu melirik kembali ke Q.S Ar-Rum ayat 41-42. 

Pada Q.S Ar-Rum ayat 41 dijelaskan bahwasanya kerusakan yang sangat jelas telah tampak di darat dan di laut, itu semua di lakukan oleh manusia hingga kemudian berdampak negatif kepada manusia itu sendiri. Terbukti mulai dari penebangan liar, yang kemudian menyebabkan tandusnya hutan, longsor, serta banjir bandang. 

Tidak berbeda dengan di darat, laut juga merasakan hal yang serupa, hingga berujung kepada jumlah ikan yang di tangkap nelayan menjadi berkurang. Jika kerusakan itu terus menerus terjadi maka jangan sesekali menyalahkan Allah SWT, karena segala perbuatan yang di lakukan manusia akan berdampak kepada manusia itu sendiri.



Dijelaskan pada Surah Ar-Rum ayat 42 yang mana kerusakan-kerusakan telah terjadi di hampir seluruh belahan bumi, tidak perlu bertanya lagi, karena ini semua adalah sebab dan penyebab dari ulah manusia pada masa lalu, bahkan hal tersebut juga terjadi pada saat ini. 

Padahal di Surah Ar-Rum ayat 41 disebutkan jika terjadi bencana alam  dari perbuatan buruk tersebut ialah untuk menguji manusia hingga pada akhirnya mereka kembali ke jalan yang benar, namun mereka menganggap itu bencana yang murni datang dari Allah SWT, hingga pada akhirnya mensekutukan Allah SWT

Kembali Allah SWT menegur hambanya melalui Q.S Al-‘Araf ayat 56-58, sebagai berikut :

وَلَا تُفۡسِدُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ بَعۡدَ إِصۡلَٰحِهَا وَٱدۡعُوهُ خَوۡفٗا وَطَمَعًاۚ إِنَّ رَحۡمَتَ ٱللَّهِ قَرِيبٞ مِّنَ

 ٱلۡمُحۡسِنِينَ ٥٦ وَهُوَ ٱلَّذِي يُرۡسِلُ ٱلرِّيَٰحَ بُشۡرَۢا بَيۡنَ يَدَيۡ رَحۡمَتِهِۦۖ حَتَّىٰٓ إِذَآ أَقَلَّتۡ سَحَابٗا ثِقَالٗا

 سُقۡنَٰهُ لِبَلَدٖ مَّيِّتٖ فَأَنزَلۡنَا بِهِ ٱلۡمَآءَ فَأَخۡرَجۡنَا بِهِۦ مِن كُلِّ ٱلثَّمَرَٰتِۚ كَذَٰلِكَ نُخۡرِجُ ٱلۡمَوۡتَىٰ لَعَلَّكُمۡ

 تَذَكَّرُونَ ٥٧ وَٱلۡبَلَدُ ٱلطَّيِّبُ يَخۡرُجُ نَبَاتُهُۥ بِإِذۡنِ رَبِّهِۦۖ وَٱلَّذِي خَبُثَ لَا يَخۡرُجُ إِلَّا نَكِدٗاۚ كَذَٰلِكَ

 نُصَرِّفُ ٱلۡأٓيَٰتِ لِقَوۡمٖ يَشۡكُرُونَ ٥٨

Artinya:
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi sesudah Allah SWT memperbaikinya dan berdolah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan di terima) dan harapan akan dikabulkan, sesungguhnya rahmat Allah SWT sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.

Dan dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan), sehingga apabila angin itu telah membawa awan mendung kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu kami turunkan hujan di daerah itu. Maka kami keluarkan dengan sebab hujan itu berbagai macam buah-buahan, seperti itulah kami membangkitkan oang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.

Dan tanah yang baik tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan izin Allah SWT, dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya  hanya tumbuh merana. Demikian kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (kami) bagi orang-orang yang bersyukur”.

Jadi, dari penjelasan dan segala larangan dari surah surah tersebut, maka sudah sepatutnya kita menjaga dan melestarikan alam, untuk mengurangi bencana alam dan sadar untuk kembali ke jalan yang benar tanpa mempersekutukan Allah SWT, karena Allah SWT senantiasa ada dan dekat dengan hamba-hambanya yang taat akan perintahnya dan tak pernah luput untuk mengingatnya.

0 komentar

Post a Comment