Allah
SWT menciptakan langit dan bumi dengan berbagai hikmah dan kegunaannya. Dengan
adanya langit dan bumi manusia bisa memeiksa akan keesaan dan keagungan Allah
SWT sang Maha Pencipta. Firman Allah SWT dalam Q.S Shad ayat 27 adalah sebagai
berikut:
وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاءَ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا بَاطِلًا ۚ ذَٰلِكَ ظَنُّ الَّذِينَ كَفَرُوا ۚ فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ
كَفَرُوا مِنَ النَّارِ
Artinya:
“Dan kami menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara
keduanya dengan sia-sia. Itu anggapan orang-orang kafir, maka celakalah
orang-orang yang kafir itu, karena mereka akan masuk neraka”
Bumi
dengan alam yang indah, hutan yang terbentang luas, dan lautan yang kaya dengan
hasilnya, hanya Allah SWT lah yang mampu untuk menciptakan itu semua.Namun
apakah itu berarti, mereka yang Mukmin Islam serta bertakwa kepada Allah SWT
mungkin tau akan kebesaran itu semua, namun bagaimana dengan orang-orang yang
kafir. Alam raya dan seisinya seolah seolah tak berarti bagi mereka dan mereka
menyalah gunakan semua itu.
Mereka membuat kerusakan demi ambisi serakahnya.
Oleh karenanya, tidak akan ada balasan yang pantas bagi orang-orang tersebut di
akhirat selain azab yang pedih.
Berikut
merupakan kerusakan alam yang dijelaskan oleh Q. S Ar-Rum ayat 41-42 sebagai
berikut:
ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِي ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِي عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ ٤١
قُلۡ سِيرُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ فَٱنظُرُواْ كَيۡفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلُۚ كَانَ أَكۡثَرُهُم مُّشۡرِكِينَ ٤٢
Artinya :
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut di sebabkan karena
perbuatan tangan manusia, supaya Allah SWT merasakan kepada mereka sebagian
dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Katakanlah:
`adakan perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan
orang-orang yang dahulu, kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang
mempersekutukan Allah SWT`”.
Sangatlah
jelas isi dari ayat tersebut, disebutkan bahwa kerusakan telah tampak di laut
dan di darat. Saat ini sudah sangat jelas kita jumpai berbagai kerusakan alam,
mulai dari tandusnya hutan karena penebangan liar tanpa reboisasi setelahnya.
Bahkan kerusakan juga terjadi di laut dengan tanda dan bukti dari pengeboman
ikan yang berdampak terhadap matinya ikan-ikan kecil dan terganggunya ekosistem,
serta rusaknya karang karena hal tersebut. Lalu siapa yang sepatutnya
disalahkan?. Jika itu semua terjadi, jawabannya hanya atu, yaitu melirik
kembali ke Q.S Ar-Rum ayat 41-42.
Pada Q.S Ar-Rum ayat 41 dijelaskan bahwasanya
kerusakan yang sangat jelas telah tampak di darat dan di laut, itu semua di
lakukan oleh manusia hingga kemudian berdampak negatif kepada manusia itu
sendiri. Terbukti mulai dari penebangan liar, yang kemudian menyebabkan
tandusnya hutan, longsor, serta banjir bandang.
Tidak berbeda dengan di darat,
laut juga merasakan hal yang serupa, hingga berujung kepada jumlah ikan yang di
tangkap nelayan menjadi berkurang. Jika kerusakan itu terus menerus terjadi
maka jangan sesekali menyalahkan Allah SWT, karena segala perbuatan yang di
lakukan manusia akan berdampak kepada manusia itu sendiri.
Dijelaskan
pada Surah Ar-Rum ayat 42 yang mana kerusakan-kerusakan telah terjadi di hampir
seluruh belahan bumi, tidak perlu bertanya lagi, karena ini semua adalah sebab
dan penyebab dari ulah manusia pada masa lalu, bahkan hal tersebut juga terjadi
pada saat ini.
Padahal di Surah Ar-Rum ayat 41 disebutkan jika terjadi bencana
alam dari perbuatan buruk tersebut ialah
untuk menguji manusia hingga pada akhirnya mereka kembali ke jalan yang benar,
namun mereka menganggap itu bencana yang murni datang dari Allah SWT, hingga
pada akhirnya mensekutukan Allah SWT
Kembali
Allah SWT menegur hambanya melalui Q.S Al-‘Araf ayat 56-58, sebagai berikut :
وَلَا تُفۡسِدُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ بَعۡدَ إِصۡلَٰحِهَا وَٱدۡعُوهُ خَوۡفٗا وَطَمَعًاۚ إِنَّ رَحۡمَتَ ٱللَّهِ قَرِيبٞ مِّنَ
ٱلۡمُحۡسِنِينَ ٥٦ وَهُوَ ٱلَّذِي يُرۡسِلُ ٱلرِّيَٰحَ بُشۡرَۢا بَيۡنَ يَدَيۡ رَحۡمَتِهِۦۖ حَتَّىٰٓ إِذَآ أَقَلَّتۡ سَحَابٗا ثِقَالٗا
سُقۡنَٰهُ لِبَلَدٖ مَّيِّتٖ فَأَنزَلۡنَا بِهِ ٱلۡمَآءَ فَأَخۡرَجۡنَا بِهِۦ مِن كُلِّ ٱلثَّمَرَٰتِۚ كَذَٰلِكَ نُخۡرِجُ ٱلۡمَوۡتَىٰ لَعَلَّكُمۡ
تَذَكَّرُونَ ٥٧ وَٱلۡبَلَدُ ٱلطَّيِّبُ يَخۡرُجُ نَبَاتُهُۥ بِإِذۡنِ رَبِّهِۦۖ وَٱلَّذِي خَبُثَ لَا يَخۡرُجُ إِلَّا نَكِدٗاۚ كَذَٰلِكَ
نُصَرِّفُ ٱلۡأٓيَٰتِ لِقَوۡمٖ يَشۡكُرُونَ ٥٨
Artinya:
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi sesudah Allah SWT
memperbaikinya dan berdolah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan di terima)
dan harapan akan dikabulkan, sesungguhnya rahmat Allah SWT sangat dekat kepada
orang-orang yang berbuat baik.
Dan dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira
sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan), sehingga apabila angin itu telah membawa
awan mendung kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu kami turunkan hujan
di daerah itu. Maka kami keluarkan dengan sebab hujan itu berbagai macam
buah-buahan, seperti itulah kami membangkitkan oang-orang yang telah mati,
mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.
Dan tanah yang baik tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan izin
Allah SWT, dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikian kami mengulangi
tanda-tanda kebesaran (kami) bagi orang-orang yang bersyukur”.
Jadi,
dari penjelasan dan segala larangan dari surah surah tersebut, maka sudah
sepatutnya kita menjaga dan melestarikan alam, untuk mengurangi bencana alam
dan sadar untuk kembali ke jalan yang benar tanpa mempersekutukan Allah SWT,
karena Allah SWT senantiasa ada dan dekat dengan hamba-hambanya yang taat akan
perintahnya dan tak pernah luput untuk mengingatnya.
0 komentar
Post a Comment