Puasa Ramadhan kali ini berbeda daripada puasa Ramadhan tahun-tahun yang lalu, tepat pada tahun ini Puasa Ramadhan harus saya jalani di sambil berkuliah di "Jantoeng Hatee Rakyat Aceh" Universitas Syiah Kuala (USK).
Walaupun jauh dari keluarga, namun rutinitas seperti berpuasa di kampung halaman tetap harus terjaga dan terlaksanakan dengan baik, seperti menyiapkan makan sahur, menyiapkan berbuka hingga terawih pada malam harinya.
Tepat pada hari Senin 12 April 2021, hari tersebut merupakan hari pertama dilaksanakannya salat tarawih pertama di Mesjid Raya Banda Aceh dan juga merupakan hari bersejarah bagi saya dan teman seperjuangan saya Minan Zamia.
Target awal adalah nelaksanakan shalat tarawih pertama di mesjid kebanggaan rakyat Aceh akhirnya terlaksana walaupun harus memulai shalat isya sebagai makmum masbuk.
Kami beranjak dari kos tempat tinggal dan menetap selama di perantauan sekitar pukul 19.45 WIB, keadaaan dijalan terasa sangat padat karena rute menuju mesjid Baiturrahman malam itu menjadi sebagai rute tujuan utama.
Setelah berhasil menerobos rute yang padat, seketika tiba dan memandang mesjid kebanggaan masyarakat Aceh yang satu ini, rombongan jamaah sangat banyak dan mesjid raya yang notabenenya memiliki halaman yang luas terasa sangat sempit karena lonjakan jamaah yang terus berdatangan.
Karena banyaknya jamaah yang hadir bahkan parkir bawah tanah sepeda motor dan mobil pun telah penuh dan banyak jamaah harus memarkirikan kendaraannya di luar atau di sekitar jalan di samping mesjid.
Hal tersebut juga kami alami karena telat beranjak dari kos yang berada di Darussalam dan memakan waktu sekitar 10 menit menuju Mesjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.
Ini merupakan hari atau pun momen yang bersejarah bagi saya karena hari ini tepat pada hari senin 12 April 2021 merupakan hari pertama melaksanakan shalat tarawih di malam puasa pertama di mesjid iconic Aceh.
0 komentar
Post a Comment