Friday, May 15, 2020

Dampak Pemberlakuan Lock Down atau Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) bagi Kehidupan Masyarakat



Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus mematikan yang menyerang sistem saluran pernapasan, pneumonia akut hingga berujung pada kematian. Corona Virus sering disebut sebagai Covid-19. Virus ini merupakan wabah yang sangat berbahaya dengan ribuan korban yang telah menderita dan meninggal dunia.

Virus Corona atau Covid-19 pertama sekali ditemukan di Kota Wuhan, China pada bulan Desember di tahun 2019. Baru pada 11 Februari 2020 PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) melalui WHO (World Health Organization) menetapkan nama Covid-19 sebagai nama khusus Virus Corona yang di dasari oleh penemuannya pada tahun 2019. Virus Corona (Covid-19) sendiri telah melumpuhkan hampir seluruh kegiatan manusia.

Berbagai Negara terus berupaya memberantas mata rantai penyebaran virus ini mulai dari menutup semua instansi di negaranya hingga membekukan total seluruh kegiatan dan memberlakukan Lock Down.

Berbeda dari hal tersebut, untuk mengatasi dampak penyebaran virus berbahaya Covid-19, pemerintah Indonesia tidak melakukan Lock Down secara utuh, namun solusinya pemerintah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan menjaga jarak dan melakukan semua kegiatan di rumah (stay at home and work from home).

Tak hanya itu berbagai daerah juga melakukan tindakan serius untuk memberantas virus ini. Sebut saja Aceh yang memberlakukan pembatasan sosial (PSBB) dengan melakukan semua kegiatan dirumah dan juga memberlakukan jam malam. Upaya lain juga dilakukan, seperti menjaga pos perbatasan untuk menghindari penyebaran Covid-19 dari mereka tinggal diperkotaan dan pulang ke kampung halaman. Hal tersebut perlu diwaspadai karena pusat penyebaran Covid-19 lebih besar ditemukan di perkotaan.

Pemberlakuan Lock Down secara tidak utuh atau Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan menerapkan jam malam juga dilakukan di kediaman saya. Tepatnya di desa Padang Sikabu, Kecamatan Kuala Batee, Kabupaten Aceh Barat Daya, Aceh.

Tindakan PSBB dan pemberlakuan jam malam tersebut sangat jelas dirasakan penduduk di sana, mulai dari lalu lintas yang sepi dan hanya dilewati satu kendaraan per 30 detik – 1 menit, berbagai tingkatan sekolah ditutup, mulai dari Paud, TK (Taman Kanak-Kanak), SD (Sekolah Dasar)/MI (Madrasah Ibtidaiyah), SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama) dan SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas), hingga keadaan Pertokoan seperti toko bangunan, dan industri peternakan juga sepi pembeli.

Namun berbeda dari itu, keadaaan pasar tidaklah mengalami penurunan pembeli yang signifikan. Hal tersebut bisa dimaklumi karena pasar merupakan tempat vital yang berperan penting dalam penyediaan makanan pokok dan kebutuhan sehari-hari. Selain pasar, para petani dan pekebun juga masih melakukan aktivitas secara normal, hal tersebut dilakukan karena pertanian dan perkebunan merupakan ujung tombak penopang kehidupan bagi masyarakat disana.

Jika Petani dan pekebun masih bekerja secara normal, lain halnya lagi dengan para guru yang mengajar di 6 sekolah di Desa Padang Sikabu, Mulai dari Paud Alfatih, TK Aisyiyah Bustanul Afdhal, Min Sikabu, MTsN 3 Aceh Barat Daya, SMP Terpadu Ibnu Sina dan Madrasah Aliyah Muhammadiyah. Semua guru yang bakti dan mengajar disana harus bekerja dari rumah secara online dengan berbagai mekanisme dan cara tersendiri.

Hal tersebut lantaran PSBB yang mengharuskan sekolah ditutup sementara. Walaupun demikian para siswa dan tenaga pengajar tetap melakukan kegiatan pendidikan layaknya di kelas sekolah. Mereka para murid dan guru tetap masih harus menyelesaikan materi dan ujian akhir di semester genap ini. Berbagai cara dilakukan mulai dari kelas via aplikasi Zoom, Google Classroom, Pengiriman tugas melalui Email dan What App (WA) dan pembelajaran lain yang dilakukan secara E-Learning (Electrical Learning).

Namun tidak semua murid bisa melakukan hal tersebut lantaran masih ada murid yang tidak memiliki smartphone dan alat penunjang lain seperti laptop, computer dan alat lainnya. Masalah tersebut menjadi kendala bagi mereka. Selain terkendala oleh alat ataupun gadget untuk terhubung ke kelas online masalah lain juga sering muncul dan menjadi kendala yang serius bagi mereka.

Masalah tersebut adalah keadaan jaringan atau koneksi internet yang buruk hingga menyebabkan akses ke server menjadi lelet. Masalah tersebut merupakan masalah serius, sebut saja ketika mereka menjalani ujian dan harus mengupload tugas mereka sesuai deadline, namun karena kendala tersebut tugas tidak terupload dan menjadi sebuah masalah baru bagi mereka. Selain itu gaptek atau gagap teknologi juga masih melanda, dimana penggunaan gadget tidak dilakukan secara optimal untuk melakukan belajar secara online (during).

Selain itu, keadaan warung kopi yang mendominasi daerah saya mengalami penurunan pembelian dan omset penghasilan pun menurun. Selain itu bulan ramadhan yang datang ditengah pandemi menjadi berkah tersendiri, dimana mereka mulai membuka gerai atau kedai kecil di pinggiran jalan di depan rumah masing-masing untuk berjualan kue jajanan dan minuman untuk berbuka puasa, namun jumlahnya tidak sebanyak seperti ramadhan tahun lalu.

Walaupun pemerintah masih memberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) namun shalat tarawih dan salat berjamaah lainnya masih tetap dijalankan di masjid dan Meunasah-meunasah dengan tetap memperhatikan protocol kesehatan sesuai tuntunan para medis dan pemerintah. Namun keadaan sekarang menjadi lebih baik dari sebelumnya, dimana kedai kopi mulai banyak kembali dikunjungi, industri peternakan mulai beroperasi normal kembali dan kehidupan masyarakat mulai kembali normal.

0 komentar

Post a Comment