Sudah sekitar dua hari air mati dan kami mengalami krisis air. Tepat pukul 5 karena alarm kemudian tersentak terbangun dan melaksanakan kewajiban di subuh. Kali ini sedikit berbeda, berwudhu menggunakan air minum yang ada di dalam galon air dan kemudian menuntaskan kewajiban.
Berada dan tinggal di sebuah rumah dengan kapasitas tiga kamar serta satu kamar mandi, namun sudah hampir dua hari penghuni kamar tak mandi karena tidak ada air. Setiap kamar diisi oleh dua orang, begitu juga dengan kamar tempat artikel ini dicetus, terdapat seorang teman bernama Latifhul Yazil.
Tanggal 1 Maret 2021 adalah hari kedua air mati setelah sebelumnya air tidak mau menyala pada sehari sebelumnya. Setelah terbangun untuk tuntaskan kewajiban di subuh, lantas kemudian menarik selimut untuk kembali terbaring.
Maklum saja hari Senin merupakan hari libur karena tidak ada jadwal perkuliahan di hari itu, juga karena belum menemui banyak tugas maka banyak waktu yang masih terbuang seolah sia-sia dengan hanya di kamar dan meratapi nasib.
Pukul 08.57 WIB berbunyi notif pesan di Whatsapp, tertulis nama kontak Ahmad Nawawi, kurang lebih terpesan seperti ini
Ahmad Nawawi :"leho tek bisa pungon lon cok berkas nak?"
merespon pertanyaan tersebut, tepat pukul 09.29 WIB kemudian membalas pesan dari Awi, sapaan akrab Ahmad Nawawi
Admin : "Berkas peu nak?"
Ahmad Nawawi : "ata abg lon"
Maksud dari percakapan itu adalah Awi mengajak untuk membantunya mengambil sebuah berkas milik abanya. Jelasnya Awi lah yang memulai misi dan bermula dari percakapan singkat itu misi dimulai pada hari itu.
Awi meminta untuk menemaninya pada "luhoe" atau dalam bahasa Indonesia berarti Zuhur. Setelah menunggu hingga kemudian berdengung gema azan zuhur, ia belum mengabari. Ketika sedang makan siang, ia datang dan memanggil di depan kos.
Sontak merasa terburu-buru karena belum mandi dan sholat, maklum saja sudah dua hari air belum juga kunjung hidup, dan katanya hari ini teknisinya datang. Setelah mengajaknya masuk ke kamar dan bertemu Latiful Yazil. Selanjutnya meminta ia untuk menunggu tatkala mencari peruntungan lain di tempat dengan air yang masih tersedia.
Seolah menjadi misi pertama mencari tempat mandi, sebelum pergi sempat berfikir dengan apa hendak pergi, pasalnya sepeda motor yang selalu dipakai tidak dapat digunakan karena beberapa kerusakan di kedua ban. Opsi terbaik kemudian muncul dan meminjam sepeda motor Latiful Yazil teman semenjak SMA.
Meminjam honda Yazil dan kemudian mencari kamar mandi masjid, hingga akhirnya berlabuh di Masjid Desa Limpok, Kecamatan Darussalam, Kabupaten Aceh Besar. Disana mandi dan menyelesaikan kewajiban Zuhur.
Namun disaat sedang mandi dengan musik bawaan ketika ada panggilan masuk handphone berdering, namun tidak bisa terjawab karena keadaan. Setelah mandi terlihat satu panggilan masuk atas nama Rahmad.
Sedikit bercerita Rahmad adalah kawan seperjuangan di perkuliahan begitu juga dengan Awi, kami juga merupakan bagian daripada Mahasiswa Bidikmisi 19 dan berkuliah di jurusan yang sama. Setelah menghubungi balik Rahmad, ia meminta untuk membantunya mengambil sepeda motornya yang di tinggal pulang kampung karena acara keluarga di rumah saudaranya.
Sebetulnya itu juga merupakan misi, namun misi awal harus dituntaskan terlebih dahulu. Setelah pulang dari Masjid Limpoek misi kedua secara otomatis dimulai. Bergegas berangkat dengan 2 helm dan masker yang juga tidak dilupakan.
Selanjutnya kami menempuh perjalanan sekitar 15 menit menuju Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar tempat dimana pengambilan berkas abang Awi, yaitu di sebuah pesantren. Disana kami sedikit ragu-ragu untuk masuk hingga Awi kemudian menelpon kakak yang kemudian mengizinkan kami untuk masuk dan diberikan berkas tersebut kepada Awi.
Setelah menyelesaikan misi kedua selanjutnya misi ke tiga menanti, misi tersebut adalah mengantarkan berkas tersebut ke Bank Mandiri Taspen Batoh. Kurang lebih waktu yang dibutuhkan adalah sekitar 30 menit dari tempat pengambilan berkas menuju tempat penyerahan berkas.
Setelah sampai di tempat tujuan, Awi langsung disambut oleh satpam yang berjaga di depan bank dan langsung dilempari senyum. Kemudian satpam tersebut berkata
Satpam : " Ada yang bisa saya bantu dek?"
Ahmad Nawawi : " Saya mau menyerahkan berkas lowongan kerja ini bang!"
Setelah itu berkas yang dibawa oleh Awi diterima oleh satpam dan dia menjelaskan bahwa itu adalah berkas salah satu saudaranya yang melamar di instansi tersebut.
Waktu semakin dekat Ashar, kami memutuskan untuk melanjutkan misi ke empat yaitu salah di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 5 menit kami sampai di Masjid Baiturrahman dan masuk melalui tempat parkir bawah tanah.
Disini terdapat suatu situasi yang unik di mana terdapat satu sepeda motor di depan kami yang dengan sengaja berhenti dan menepi di sebelah tempat pengambilan kupon parkir dan memegang handphone dengan sangat serius dan sesekali melirik ke kanan tepat ke sebuah mesin pemberi kupon otomatis yang akan bersuara apabila kita mendekat dengan mesin tersebut.
Setelah kami mendekat ke mesin tersebut, dari mesin itu terdengar suara "Silahkan ambil kupon parkir anda disini", setelah kupon tersebut keluar dan kami mengambilnya kemudian pengendara yang menepi tadi secara cepat menutup handphonenya dan mendekati mesin tempat pengambilan kupon tadi, ia segera mengambil kupon dan kemudian palang pemberhenti kendaraan pun terbuka.
Setelah masuk ke halaman Masjid Raya Baiturrahman kami duduk sembari menunggu waktu untuk segera menyelesaikan misi selanjutnya di masjid ini. Sembari duduk kami juga memandang sekitar dengan spot keindahan masjid yang seolah tampak bercahaya oleh terpaan cahaya matahari sore.
Setelah memotret beberapa pemandangan di sekitar masjid kami menuju ke halaman di samping masjid untuk berwudhu. Setelah berwudhu dan menyelesaikan misi di masjid ini kami berencana untuk melepas penat setelah menyelesaikan beberapa misi sebelumnya.
Tujuan selanjutnya adalah mengakhiri misi dan kisah hari di Pelabuhan Ulee Lheue. Di perjalanan kami berencana membeli sedikit makanan untuk dijadikan kawan di sela bincang di tepi pantai. Tepat di samping kiri dan kanan jalan menuju ke Pelabuhan Ulee Lheue berjejeran penjual jajanan dengan berbagai jenis yang pasti menggoda mata dan membuat perut berbunyi seperti keroncong.
Kami memutuskan untuk berhenti di sebuah gerobak penjual bakso bakar, namun karena kurang suka saya memilih untuk membeli jajanan lain di depan, ketika hendak pergi dari tempat bakso bakar tepat di depan kami melihat seseorang dengan celana ponggol tanpa baju dan berbagai aksesoris seperti ikatan rambut yang banyak menempel di badannya mulai dari lengan kanan dan kiri leher dan bagian tubuh lain.
Setelah melangkah beberapa langkah kemudian saya berbalik arah dan memilih untuk membiarkan pria tadi untuk lewat terdahulu. Setelahnya aku langsung menuju gerobak depan dan membeli beberapa snack.
Setelah membeli snak kami memutuskan untuk menuju ke ujung Pantai Ulee Lheue dan memilih tempat yang nyaman, setelah menemui itu, perbincangan penutup hari pun dimulai dengan balutan senja yang seolah tergulung hilang diterpa awan hitam.
Di tengah perbincangan kami makan beberapa makanan dengan saus cabai yang pedas. Setelah menghabiskan makanan, pelepas dahaga pun terlupakan, ya tepat sekali setelah makan pedas kami lupa membeli air singkatnya kemudian menahan pedas hingga tidak terasa lagi.
Dikala berbincang sore notif Whatsapp kembali berbunyi, kali ini bukan dari Rahmad, ataupun kawan sekamar Yazil, pesan Whatsapp kali ini berasal dari Alvi yang merupakan kawan sehobi menulis dari tempat asal Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya.
Ia menanyakan suatu hal tentang hobi kami yang sama dan akan menuju ke kos tempat tinggalku di Desa Limpok. Namun karena tidak ada di tempat maka ia memutuskan untuk pergi pada malamnya.
Tepat Pukul 18.15 WIB kami bergegas pulang dari Pelabuhan Ulee Lheue dan telah berhasil menyelesaikan beberapa misi hari ini. Di perjalanan kami juga menyempatkan singgah di Masjid Oman Desa Lampriet untuk melaksanakan kewajiban karena air di tempatku masih juga belum menyala.
Ketika di Masjid Oman kami juga menemui seorang dosen yang merupakan dosen di jurusan tempat kami kuliah. Setelah menyelesaikan tiga rakaat selanjutnya langsung pulang dan bahagia telah menyelesaikan berbagai misi hari ini.
Sesampai di kos Alvi masih belum datang setelah ditunggu beberapa menit, tanpa berfikir panjang kemudian ku coba menghubunginya lewat pesan singkat Whatsapp dan menanyakan kapan ia ke tempatku. Setelah beberapa menit notif pesan Whatsapp berbunyi dengan pesan darinya "otw".
Sesampainya di kos waktu telah menunjukkan jam 20 lewat, kami lalu menuju ke Masjid Limpok untuk menuntaskan Isya. Setelah shalat ia sempat ditelpon oleh abangnya bahwa ada satu pasien di Rumah Sakit Zainal Abidin yang memerlukan 3 kantong darah untuk operasi.
Tanpa berpikir panjang misi selanjutnya terbentuk untuk datang dan menemaninya menuju ke Rumah Sakit Zainal Abidin untuk mendonorkan darahnya. Setelah donor darah selesai kami lalu pulang dan duduk berbincang-bincang kecil hingga ia memutuskan untuk pulang karena keadaannya yang sudah mengantuk.
Setelah kawan pulang lampu kamar coba dimatikan dan merobahkan kasur yang sebelumnya disandarkan ke dinding dan akhirnya misi hari ini tuntas sudah selesai. Sungguh hari ini bagaikan dalam ilusi, nampak sama seperti misi memainkan game GTA.
0 komentar
Post a Comment